28 Februari 2012

Jarak Maghrib ke Isya’


Ottoman,

apakah kamu tahu bahwa saat ini

seorang lelaki dari desa nun jauh

sedang mengambil air dari tanahmu

untuk membasuh mukanya

berwudlu, sambil menyesap sedikit air darinya,

berharap Emre atau Hakan

mengajaknya mampir untuk minum kahve

di beranda rumahnya?


Lelaki itu, saat ini,

hendak membayar rasa bersalah

di atas sajadah, tikar lembut hasil karya negerimu

dengan kening yang basah


Malam itu,

di antara Maghrib dan Isya’

waktu istijabah, waktu terjepit asak

dia mencicil rasa syukur

menghitung ingat dan lupa

pada banyak lembar sejarah


Di mushalla kecil terpencil itu

ia mengukur jarak nikmat dan kufur

mengukur jarak menang dan kalah

jarak antara kening dan sajadah


3/07/2011










04 Februari 2012

Puisi Maulid Nabi Muhammad Saw


LEMBAR-LEMBAR CAHAYA

Lembar-lembar cahaya
dibuka satu demi satu
menyibak rahasia
ke rahasia berikutnya

Dayang-dayang malam
mengipasi bumi dengan hujan buatan:
hujan bintang-bintang,
dan serbuk cahaya bulan

Aku membuka lembaran
pada halaman ke-11 almanak kamariah
rehat sejenak, seteguk dzikrayat
perjamuan untuk syaikh dari Jilan
tapi harus kubuka selembar lagi
agar tiba di tanggal lahir sang Nabi

Hai,
kini aku tiba di lembar cahaya itu
saat ada bayang-bayang tak terlihat
melintas di atas puadai bulan Maulid
mengiringmu membacakan puisi tak sembarang puisi
burdah-barzanji, puisi shalawat nabi

Shallu ‘ala Muhammad!
Allahumma shalli wa sallim wa barik alaih

16/2/2010